PENERAPAN
LAYANAN KONSELING PADA SISWA YANG MELANGGAR TATA TERTIB SEKOLAH DI MADRASAH
ALIYAH DARUL AITAM JEROWARU
SKRIPSI
Oleh
:
DORI
SATRIAWAN
153-134-134
BIMBINGAN
DAN KONSELING ISLAM (BKI)
FAKULTAS DAKWAH& KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
PENERAPAN
LAYANAN KONSELING PADA SISWA YANG MELANGGAR TATA TERTIB SEKOLAH DI MADRASAH
ALIYAH DARUL AITAM JEROWARU
Skripsi
Diajukankepada
Universitas
Islam Negeri (UIN) Mataram
UntukMelengkapiPersyaratanMencapaiGelarSarjanaSosial
SKRIPSI
Oleh
:
DORI
SATRIAWAN
153-134-134
JURUSAN
BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM (BKI)
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITASI
ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
PERSETUJUAN
PEMBIMBING
Skripsioleh:
DoriSatriawan, NIM: 153.134.134 yang berjudul
“PenerapanLayananKonselingPadaSiswa Yang Melanggar Tata TertibSekolah di MA
DarulAitamJerowaru” telahmemenuhisyaratdandisetujuiuntuk di-munaqasyah-kan.
Disetujuipadatanggal, Mei 2017 .
Di
bawahbimbingan:
Pembimbing
I
Dr.
Ahyar, M. Pd
NIP: 197112312006041155
|
Pembimbing
II
Muhammad
Awwad, M. Pd. I
NIP:
|
NOTA
DINAS
Mataram, 2017
Hal : UjianSkripsi
Yang
Terhormat
Rektor UIN Mataram
diMataram
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Disampaikandenganhormat,
setelahmelakukanbimbingan, arahan, dankoreksimaka kami
berpendapatbahwaskripsisaudara:
Nama : DoriSatriawan
NIM : 153-134-134
Jurusan : BimbingandanKonseling Islam
Fakuktas : DakwahdanKomunikasi
Judul :
PenerapanLayananKonselingPadaSiswa Yang MelanggarTata TertibSekolah di MA
DarulAitamJerowaru
TelahmemenuhisyaratuntukdiajukandalamsidangmunaqasyahskripsiFakultasDakwahdanKomunkasi
UIN Mataram.Olehkarenaitu, kami berharap agar skripsiinidapat di munaqasyahkan.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Pembimbing
I
Dr.
Ahyar, M. Pd
NIP: 197112312006041155
|
Pembimbing
II
Muhammad
Awwad, M. Pd. I
NIP:
|
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawahini:
Nama : DoriSatriawan
NIM : 153.134.134
Program Studi : Bimbingan Dan Konseling
Islam
Fakultas :
DakwahdanKomunikasi
Menyatakanbahwaskripsidenganjudul:
“PenerapanLayananKonselingPadaSiswa Yang Melanggar Tata TertibSekolah di MA
DarulAitamJerowaru” inisecarakeseluruhanadalahhasilpenelitian/karyasayasendiri,
kecualipadabagian – bagian
yangdirujuksumbernya.Jikasayaterbuktimelakukanplagiat/karya orang lain,
siapmenerimasanksi yang telahditentukanolehlembaga.
Mataram, Mei 2017
Saya
yang menyatakan
DORI SATRIAWAN
NIM. 153 134 134
PENGESAHAN
Skripsioleh:
DoriSatriawan, NIM: 153.134.134, denganjudul:
“PenerapanLayananKonselingPadaSiswa Yang Melanggar Tata TertibSekolah di MA
DarulAitamJerowaru”, telahdipertahankan di depandewanpengujijurusanBimbinganKonseling
Islam FakultasDakwahdanKomunikasi UIN Mataram.
DewanPenguji
1. KetuaSidang
/ : Dr. Ahyar, M.Pd ( )
Pembimbing
I
2. SekretarisSidang
/ : Muhammad Awwad, M.Pd.I ( )
Pembimbing II
3. Penguji I :
( )
4.
Penguji II : ( )
Mengetahui,
DekanFakultasDakwah Dan Komunikasi
UIN Mataram
Dr.
FAIZAH, MA
NIP.197307161999032003
MOTTO
“Allah akanmeninggikanderajat
orang-orang yang beriman di antaramudan orang-orang yang
diberiilmupengetahuanbeberapaderajat”
(Q.S : Al-Mujadalah, 58 Ayat 11, 660 M).[1]
PERSEMBAHAN
1. Kedua
orang tuatercintaAyahandaMundradanibundaNikmah yang
tiadaputusnyamemberikando’adanmotivasinyauntukmenjadikankusebagaianak yang
sukses. Terimakasihatasperjuangan kalian selamaini yang tidakpernahkenal kata
lelah.
2. Teman-temanangkatan 2013Kelas D yang
sudahmemberikandukungandanbantuan, kalian adalahteman-temanterbaik.
3. Almamaterkutercinta
UIN Mataram.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
segalaPuji hanyabagi Allah SWT, TuhansemestaalamdanshalawatsertasalamsemogaselalutercurahkankepadaNabi
Muhammad SAW, jugakepadakeluarga, sahabat, dansemuapengikutnya. Amin.
Penulismenyadaribahwa
proses
menyelesaikanskripsiinitidakakansuksestanpabantuandanketerlibatanberbagaipihak.
Olehkarenaitu, penulismemberikanpenghargaanstinggi-setingginyadanucapanterimakasihkepadapihak-pihak
yang telahmembantu, yaitumerekaantara lain adalah:
1. Dr.
H. Mutawali, M.Ag. selakuRektor UIN Mataram yang
telahmemberitempatbagipenulisuntukmenuntutilmudanmemberibimbingandanperingatanuntuktidakberlama-lama
di kampustanpapernahselesai.
2. Dr.Hj.Faizah,
M.A.selakudekanFakultasDakwah Dan Komunikasi.
3.
Dr.Ahyar, M.Pd. Selakupembimbing I yang
telahmemberikanpetunjukdanbimbingankepadapeneliti.
4.
Muhammad Awwad, M.Pd.I. Selakudosen pembimbing II yang telahmeluangkanbanyakwaktuuntukmembimbingdanmemberikanmasukankepadapeneliti.
5.
Bapak/Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Mataram yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti sehingga bisa menyelesaikan
skripsi ini.
6.
Bapak/Ibu staf akademik Fakultas Dakwah dan
Komunikasi yang telah memberikan pelayanan terbaik.
7.
Kepada kedua
orang tuakutercinta
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi baik dalam bentuk moril maupun
materi.
8.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semogaamalkebaikandariberbagaipihaktersebutmendapatpahala
yang berlipat-gandadari Allah swt.dansemogakaryailmiahinibermanfaatbagisemesta.
Amin.
Mataram, Agustus, 2017
Penulis,
DoriSatriawan
PenerapanLayananKonselingPadaSiswa Yang
Melanggar Tata TertibSekolah di MA DarulAitamJerowaru
Oleh:
DORI
SATRIAWAN
NIM.
153 134 134
ABSTRAK
Latarbelakangmasalahdaripenelitianiniadalahadanyapelanggarantatatertib
yang dilakukanolehsiswa di sekolah MA DarulAitamJerowaru, di sisilain, layananbimbingandankonseling
di sekolah di percayakankepada guru BK
untukmembantudanmembimbingsiswauntuklebihbaiklagidanmencegahsiswamelakukanpelanggaranlagi.Penelitianini
di fokuskankajianterhadappenerapanlayanankonselingpadasiswa yang
melanggartatatertibsekolah.Sedangkantujuan
yang
ingindicapaidalampenelitianiniadalahuntukmengetahuiPenerapanLayananKonselingPadaSiswa
Yang Melanggar Tata TertibSekolah di MA DarulAitamJerowaru.Metodepenelitian
yang digunakandalampenelitianiniadalahpenelitiankualitatifdeskriptif.Adapunmetodepengumpulan
data yang dilakukanadalahmetodeobservasi, metodewawancaradanmetodedokumentasi.
Di dalammetode yang digunakantersebut yang
dicariadalahapabentuk-bentukpelanggarantatatertib yang dilakukanolehsiswa di MA
DarulAitamJerowarudanbagaimanapenerapanlayananbimbingankonselingpadasiswa yang
melanggartatatertibsekolah di MA DarulAitamJerowaru.
Hasilpenelitianiniadalahbahwasetelahmendapatkankonselingdari
guru BK, siswatidaklagimengulangipelanggarantatatertibsekolah,
baikitupelanggaranringan, sedang,
maupunberat.Adapunhasildaribimbingandankonseling yang di terapkanoleh guru BK
adalahsiswamenjadilebihbaikdalammentaatiperaturantatatertibsekolah.Layanan yang
digunakanoleh guru BK adalahlayanankonselingindividu, konselingkelompok,
danlayananinformasi.diharapkandalammelakukanpenerapanlayananbimbingandankonselingoleh
guru BK, siswadapatmentaatiperaturansekolah yang
ditetapkanolehsekolahdengantidakterpaksasertadenganpenuhkesadarandiri.
[1]Q.S, Al-Mujadalah, ayat : 11
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN……………………………………………………………… i
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………… ii
HALAMAN
PERSETUJUAN………………………………………………… iii
HALAMAN NOTA
DINAS…………………………………………………… iv
PERNYATAAN
KEASLIAN………………………………………………… v
HALAMAN
PENGESAHAN………………………………………………… vi
HALAMAN
MOTO…………………………………………………………… vii
HALAMAN
PERSEMBAHAN……………………………………………… viii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. x
ABSTRAK…………………………………………………………………….. xi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
A. LatarBelakang……………………………………………….......... 1
B.
RumusanMasalah………………………………………………..... 5
C. TujuanPenelitian………………………………………………….. 5
D. ManfaatPenelitian……………………………………………….... 6
E. KajianPustaka…………………………………………………….. 7
F. KajianTeori……………………………………………………….. 8
G. MetodePenelitian…………………………………………………. 24
1. PendekatanPenelitian…………………………………………. 24
2. KehadiranPeneliti……………………………………………… 25
3. LokasiPenelitian……………………………………………….. 26
4. SumberdanJenis
Data…………………………………………. 26
5. TeknikPengumpulan
Data……………………………………… 28
6. TeknikAnalisis
Data…………………………………………… 30
7. Validitas
Data…………………………………………………... 32
BAB II PAPARAN DATA DAN
HASIL PENELITIAN…………………… 34
A. GambaranTentangLokasiPenelitian…………………………………… 34
1. SejarahdanLetakGeografis
MA DA Jerowaru……………………. 34
2. VisidanMisi
MA DA Jerowaru……………………………………. 35
a) Visi……………………………………………………………… 35
b) Misi……………………………………………………………... 35
3. StrukturOrganisasi
MA DA Jerowaru……………………………... 35
4. Tata
Tertib MA DarulAitamJerowaru…………………………….. 37
B. BentukPelanggaran
Tata Tertib Yang DilakukanSiswa
di
MA DarulAitamJerowaru………………………………………...... 39
C. PenerapanLayananKonselingPadaSiswa
Yang
Melanggar Tata TertibSekolah…………………………………. 44
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………….. 47
A. BentukPelanggaran
Tata Tertib Yang DilakukanSiswa
di
MA DarulAitamJerowaru.…………………………………………. 47
B. PenerapanLayananKonselingPadaSiswa
Yang
Melanggar Tata TertibSekolah………………………………….. 55
BAB IV
PENUTUP…………………………………………………………… 63
A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 63
B. Saran…………………………………………………………………..... 64
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………. ... 65
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan komponen utama
dalam menentukan tingkat kemajuan suatu bangsa. Pendidikan dapat mengarahkan
kepada masa depan bangsa, baik itu baik ataupun buruk, itu ditentukan oleh
pendidikan kita saat ini. Jika pendidikan saat ini teroptimalkan dan
dimanfaatkan fungsinya secara baik maka kemajuan bangsa, masa depan bangsa yang
cerah bukan lagi hanya sekedar impian belaka, tapi sudah menjadi kepastian yang
terwujud.[1]
Undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3 dinyatakan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[2]
Perkembangan zaman yang pesat dan terus
menerus menawarkan perubahan, telah menuntut individu secara sadar atau tidak
untuk meningkatkan kualitas hidupnya.Permasalahan demi permasalahan turut
mengiringi perubahan yang terjadi disetiap sisi kehidupan.Permasalahan
kehidupan sangatlah kompleks.Berawal dari permasalahan peribadi, bahkan masalah
kehidupan secara luas.Hal ini memaksa individu untuk segera diselesaikan,
karena secara sadar atau tidak, individu selalu berupaya untuk keluar dari
masalah yang tengah dihadapinya.Beragam permasalahan yang dihadapi oleh
individu sebaiknya tidak dibiarkan menumpuk di dalam pikirian. Mengabaikan
masalah hingga akhirnya tidak mendapatkan penanganan yang tepat akan
menimbulkan tekanan yang sangat mengganggu dan mengancam kesehatan fisik dan
mental. Menurunnya tingkat kekebalan tubuh, susah tidur, pikiran kacau, mudah
marah, dan efeksi negatif lainnya hanyalah contoh kecil efek samping dari
masalah yang dihadapi individu.[3]
Setiap individu akan berkembang menurut
polanya masing-masing dan hal ini merupakan tantangan bagi setiap konselor
untuk mengenali dan memahaminya. Memahami dan mengerti individu merupakan tugas
pokok seorang konselor agar dalam melaksanakan tugasnya dapat membantu individu
mencapai perkembangan dirinya seoptimal mungkin.Setiap individu mempunyai
berbagai aspek yang dapat mempengaruhi perkembangan dirinya, baik fisik maupun
psikis. Aspek-aspek pribadi individu yang harus dikenal dan dipahami oleh
konselor antara lain perkembangan individu, perbedaan individu, kebutuhan
individu, penyesuaian individu, dan kepribadian individu.[4]
Pada masa anak-anak, sebelum menginjak
masa remaja, sekolah merupakan tempat pendidikan yang diidealkan oleh mereka,
para guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan mereka karena
selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para peserta
didiknya.Oleh karena itu, tidak jarang anak-anak lebih percaya, lebih patuh,
bahkan lebih takut kepada guru dari pada kepada orang tua. Posisi guru semacam
ini sangat strategis apa bila digunakan untuk pengembangan emosi anak melalui
penyampaian materi-materi yang positif dan konstruktif.[5]
Kehadiran di sekolah merupakan perluasan
lingkungan sosialnya dalam proses sosialisasinya dan sekaligus merupakan faktor
lingkungan baru yang sangat menantang atau bahkan mencemaskan dirinya. Para
guru dan teman-teman sekelas membentuk suatu sistem yang kemudian menjadi
semacam lingkungan norma bagi dirinya. Selama tidak ada pertentangan, selama
itu pula anak tidak akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dirinya.
Sebagaimana dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga dituntut
menciptakan iklim kehidupan sekolah yang kondusif bagi perkembangan sosial
remaja.Sekolah merupakan salah satu lingkungan tempat remaja hidup dalam
kesehariannya.Sebagaimana keluarga, sekolah juga memiliki potensi memudahkan
atau menghambat perkembangan hubungan sosial remaja.Diartikan sebagai
fasilitator, iklim kehidupan lingkungan sekolah yang kurang positif dapat
menciptakan hambatan bagi perkembangan hubungan sosial remaja.Sebaliknya,
sekolah yang iklim kehidupannya bagus dapat memperlancar atau bahkan memacu
perkembangan hubungan sosial remaja.[6]Pada
dasarnya setiap individu menghadapi permasalahan dalam hidupnya dalam jenis dan
intensitas yang berbeda.Di antara masalah individu tersebut, beberapa masalah
dapat dipecahkan sendiri tanpa intervensi konselor/guru, sedangkan masalah
lainnya masih belum bisa diselesaikan sehingga mereka membutuhkan bantuan
konselor. Pada umumnya masalah emosi konseli yang cara penyelesaiannya
membutuhkan bantuan konseling adalah: (1) masalah kecewa, (2) masalah frustasi,
(3) masalah kecemasan, (4) masalah stress, (5) masalah depresi, (6) masalah
konflik, (7) masalah ketergantungan. Di antara masalah ini dapat dialami konseli
secara bersamaan, misalnya di samping konseli mengalami masalah kecewa, ia juga
menderita masalah frustasi, kecemasan, begitu juga masalah yang lain.[7]
Permasalahan-permasalahan yang terjadi
di sekolah MA.DA Jerowaru tidak terlepas dari kenakalan siswa siswi yang sering
melanggar peraturan di sekolah seperti datang terlambat, bolos sekolah, merokok
di kantin, dan keluar pada saat jam pelajaran.Dalam menangani masalah tersebut,
guru BK berperan aktif dalam memberikan penanganan serta pelayanan kepada siswa
dan menindak lanjuti masalah yang terjadi pada sisawa yang sering melanggar
tata tertib sekolah guna memberikan pelajaran dan etika yang baik, dan
memberikan pandangan agar tidak sering melakukan pelangaran-pelangaran
disekolah.[8]
Melihat permasalahan di atas maka
peneliti tertarik meneliti bagaimana sebenarnya penerapan bimbingan konseling
dilakukan oleh guru BK di sekolah Madrasah Aliya Darul Aitam Jerowaru.Untuk itu
peneliti mengangkat judul “Penerapan Bimbingan dan Konseling Pada Siswa Yang
Melanggar Tata Tertib Sekolah di Madrasah Aliya Darul Aitam Jerowaru”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa
bentuk-bentuk pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa di Madrasah Aliyah
Darul Aitam Jerowaru?
2. Bagaimana
penerapan layanan bimbingan konseling pada siswa yang melanggar tata tertib
sekolah di Madrasah Aliyah Darul Aitam Jerowaru?
C.
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk
mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran tata tertib siswa di Madrasah Aliyah Darul
Aitam Jerowaru.
2. Untuk
mengetahui penerapan layanan bimbingan konseling pada siswa yang melanggar tata
tertib sekolah di Madrasah Aliyah Darul Aitam Jerowaru.
D.
Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis:
1. Secara
teoritis.
a. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pengetahuan tentang penyelenggaraan
program bimbingan dan konseling di seting pendidikan.
b. Diharapkan
hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian atau bahan rujukan dalam
mengembangkan program bimbingan dan konseling secara komprehensif.
c. Penelitian
diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dalam penyelenggaran bimbingan dan
konseling, khususnya dalam menangani kasus siswa yang melakukan pelanggaran
tata tertib di sekolah.
2. Secara
praktis
a. Bermanfaat
bagi pembaca, khususnya tenaga kependidikan guru dalam meningkatkan bimbingan
dan konseling di sekolah
b. Penelitian
ini bermanfaat untuk memberikan sumbangsih pemikiran, berupa karya ilmiah
kepada generasi berikutnya (mahasiswa) yang akan meneliti kasus yang sama
seperti penelitian ini.
c. Hasil
penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk mengetahui penerapan bimbingan dan
konseling di sekolah.
E.
Kajian
Pustaka
Kajian pustaka adalah penelusuran
terhadap karya-karya terdahulu yang ada hubungannya dengan konteks penelitian,
kajian pustaka bertujuan untuk menghindari, plagiasi, duplikasi, menjamin
keabsahan penelitian yang dilakukan. Adapun yang relevan dengan objek
penelitian antara lain:
1. Rabiatu
Adawiyah, dengan judul Peran Bimbingan
dan Konseling Dalam Usaha Penanggulangan Tata Tertib di MTs N 1 Mataram
tahun 2012. Permasalahan yang diangkat dalam judul ini adalah bagaimana
pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam usasha penanggulangan pelanggaran
tata tertib di MTs N 1 Mataram. Peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan
bimbingan dan konseling dalam usaha penanggulangan pelanggaran tata tertib di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Mataram dilakukan secara rutin dan sesuai dengan
kebutuhan siswa. Dan faktor yang menyebabkanterjadinya pelanggaran tata tertib
sekolah yaitu bersumber dari faktor kepribadian internal dan eksternal.Adapun
perbedaan dan persamaan penelitian di atas adalah sama-sama meneliti tentang
bimbingan dan konseling sekolah, dan perbedaannya adalah dari kata penanggulangan
mencegah.
2. Sanusi,
dengan judul Peran Bimbingan dan
Konseling Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS (ekonomi)
Siswa MAN 1 Mataram Tahun 2002/2003. Permasalahan yang diangkat adalah
bagaimana usaha-usaha bimbingan dan konseling dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa kel;as II pada mata pelajaran IPS dan baagaimana pelaksanaan
evaluasi bimbingan dan konseling pada mata pelajaran IPS (ekonomi). Peneliti
menyimpulkan bahwa usaha yang dilakukan adalah ada dua jenis yaitu usaha bimbingan
pribadi (khusus) dan bimbingan secara umum dan evaluasi pelaksanaan bimbingan
dan konseling pada mata pelajaran ekonomi di MAN 1 Mataram.Adapun perbedaan dan
persamaan penelitian di atas adalah penelitian ini Sama-sama meneliti tentang
bimbingan dan konseling, dan perbedaannya dari kata prestasi belajar dan
mencegah pelanggaran tata tertib siswa.
F.
Kajian
Teori
1.
Bimbingan
dan Konseling
a.
Pengertian
bimbingan dan konseling
Menurut Smith, dalam McDaniel, Bimbingan
adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka
memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang di perlukan dalam
membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang
diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik.[9]
Menurut Division of Conseling
Psychology, Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi
hambatan-hambatan perkembangan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal
kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu.[10]
b.
Tujuan
Bimbingan dan Konseling
Sejalan dengan perkembangannya konsepsi
bimbingan dan konseling, maka tujuan bimbingan dan konseling pun mengalami
perubahan, dari sederhana sampai ke yang
lebih komperhensif. Perkembangan itu dari waktu ke waktu dapat dilihat pada
kutipan dibawah ini:
1. Untuk
membantu individu membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian dan
interpretasi-interpretasi dalam hubungannya dengan situasi-situasi tertentu.
2. Untuk
membantu orang-orang menjadi insan yang berguna, tidak hanya sekedar mengikuti
kegiatan-kegiatan yang berguna saja.
Dengan memperhatikan butir-butir tujuan
bimbingan dan konseling sebagaimana tercantum dalam rumusan-rumusan tersebut,
tampak bahwa tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya.[11]
c.
Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Dalam kelangsungan perkembangan dan
kehidupan manusia, berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan.Masing-
masing pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan
memberikan dampak positif sebesar-besarnya terhadap kelangsungan perkembangan
dan kehidupan itu, khususnya dalam bidang tertentu yang menjadi fokus pelayanan
yang dimaksud.
Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau
dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh
melalui pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokkan
menjadi empat fungsi pokok, yaitu: (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan,
(c) fungsi pengentasan, (d) fungsi pemeliharaan dan (e) fungsi pengembangan.
1. Fungsi
Pemahaman
Dalam fungsi pemahaman, kegunaan,
manfaat, atau keuntungan-keuntungan apakah yang diberikan oleh layanan
bimbingan dan konseling?Jasa yang diberikan oleh pelayanan adalah berkenaan
dengan pemahaman, yaitu klien dengan berbagai permasalahannya, dan dengan
tujuan-tujuan konseling. Pemahaman yang perlu dihasilkan oleh pelayanan
bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya
oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien, serta
pemahaman tentang lingkungan klien oleh klien.
2. Fungsi
Pencegahan
Ada suatu slogan yang berkembang dalam
bidang kesehatan, yaitu “mencegah lebih baik daripada mengobati”.Slogan ini relevan dengan bidang bimbingan dan
konseling yang sangat mendambakan sebaiknya individu tidak mengalami suatu
maslah. Apabila individu tidak mengalami proses perkembangannya dengan baik,
dan kegiatan kehidupannya pun dapat terlaksana tanpa ada hambatan yang berarti.
Dalam dunia kesehatan mental “pencegahan” didefinisikan sebagai upaya
mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana lingkungan yang dapat
menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum kesulitan atau kerugian itu
benar-benar terjadi.
3. Fungsi
Pengentasan
Orang yang mengalami masalah itu
dianggap berada dalam suatu keadaan yang tidak mengenakkan sehingga perlu
diangkat atau dikeluarkan dari bendanya yang tidak mengenakkan.Ia perlu dientas
dari keadaan yang tidak disukainya itu. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahn itu adalah upaya pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan
konseling.
4. Fungsi
Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara
segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan
pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama
ini.Pemeliharaan yang demikian itu adalah pemeliharaan yang membangun,
pemeliharaan yang memperkembangkan[12].
d.
Prinsip-prinsip
Bimbingan dan Konseling
Prinsip merupakan paduan hasil kajian
teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu
yang dimaksudkan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang
digunakannya bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan
pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan manusia
dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi dan proses
penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Van hoose (1969) mengemukakan bahwa:
1. Bimbingan
didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung
kebaikan-kebaikan, seperti pribadi mempunyai potensi dan pendidikan hendaklah
mampu membantu anak memanfaatkan potensinya itu.
2. Bimbingan
didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik, seseorang anak berbeda dari
yang lain.
3. Bimbingan
merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam pertumbuhan dan
perkembangan mereka menjadi pribadi-pribadi yang sehat.
4. Bimbingan
merupakan usaha membantu mereka yang memerlukannya untuk mencapai apa yang
menjadi idaman masyarakat dan kehidupan umumnya.
5. Bimbingan
adalah pelayanan, unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan latiha-latihan
khusus, dan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan diperlukan minat pribadi
khusus pula.
Semua butiran yang dikemukakan oleh Van
Hoose itu benar, tetapi butir-butir tersebut belum merupakan prinsip-prinsip
yang jelas aplikasinya dalam praktek aplikasi bimbingan dan konseling.
Bernard & Fullmer, mengemukakan
bahwa rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan
dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah,
program pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.[13]
e.
Jenis-jenis
Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Layanan
Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan
bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang
terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.
2. Layanan
Informasi
Secara umum, bersama dengan layanan
orientasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang
berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas
atau kegiatan, atau untuk membentuk arah suatu tujuan atau rencana yang
dikehendaki.
3. Layanan
Penempatan dan Penyaluran
Individu sering mengalami kesulitan
dalam membentuk pilihan, sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan
minat, dan hobinya tidak tersalurkan dengan baik.Individu seperti itu tidak
mencapai perkembangan secara optimal.Mereka memerlukan bantuan atau bimbingan
dari orang-orang dewasa, terutama konselor, dalam menyalurkan potensi dan
mengembangkan dirinya.
4. Layanan
Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu
bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah.Pengalaman
menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak
selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi.Sering kegagalan
itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
5. Layanan
Konseling Perorangan
Pada bagian-bagian terdahulu konseling
telah banyak disebut.Pada bagian ini konseling dimaksudkan sebagai pelayanan
khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dengan klien.
6. Layanan
Bimbingan dan Konseling Kelompok
Apabila konseling perorangan menunjukkan
layanan individu atau klien orang-perorangan, maka bimbingan dan konseling
kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu.
7. Kegiatan
Penunjang
Pelaksanaan berbagai layanan bimbingan
dan konseling memerlukan sejumlah kegiatan penunjang.[14]
f.
Asas-asas
Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno, Asas-asas yang
dimaksudkan adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian,
kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih
tangan, dan tut wuri handayani.
1. Asas
Kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibicarakan klien
kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal
atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui oleh orang lain.
2. Asas
Kesukarelaan
Proses bimbingan dan konseling harus
berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari pihak si terbimbing atau klien
maupun dari pihak konselor.
3. Asas
Keterbukaan
Dalam pelaksanaan bimbingan konseling
sangat diperlukan suasana keterbukaan,baik keterbukaan dari konselor maupun
keterbukaan dari klien. Keterbukaan ini bukan sekedar bersedia menerima
saran-saran dari luar, malahan lebih dari itu untuk kepentingan pemecahan
masalah.
4. Asas
Kekinian
Masalah individu yang ditanggulangi
ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau,
dan juga bukan masalah mungkin akan dialami dimasa yang akan datang.
5. Asas
Kemandirian
Pelayanan bimbingan dan konseling
bertujuan menjadikan klien dapat berdiri sendiri, tergantung pada orang lain
atau tergantung pada konselor. Individu yang dibimbing setelah dibantu
diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:
a.) Mengenal
diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya.
b.) Menerima
diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
c.) Mengambil
keputusan untuk dan oleh diri sendiri.
d.) Mengarahkan
diri sesuai dengan keputusan itu.
e.) Mewujudkan
diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat dan kemampuan-kemampuan yang
dimlikinya.
6. Asas
Kegiatan
Usaha bimbingan dan konseling tidak akan
memberikan buah yang berarti bila klien tidak melakukan sendiri kegiatan dalam
mencapai tujuan bimbingan dan konseling.
7. Asas
Kedinamisan
Usaha pelayanan bimbingan dan konseling
menghendaki terjadinya perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku
ke arah yang lebih baik.
8. Asas
Keterpaduan
Pelayanan bimbingan konseling berusaha
memadukan sebagai asfek kepribadian yang kalau keadaannya tidak seimbang,
serasi dan terpadu justru akan menimbulkan masalah.
9. Asas
Kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling tidak
boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma
agama, norma adat, norma hukum atau Negara, norma ilmu, maupun kebiasaan
sehari-hari.
10. Asas
Keahlian
Usaha bimbingan perlu dilakukan asas
keahlian secara teratur dan sistematik dengan menggunakan prosudur, teknik dan
alat (instrument bimbingan dan konseling) yang memadai.
11. Asas
Alih Tangan
Dalam pemberian layanan bimbingan dan
konseling asas alih tangan jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya
untuk membantu individu, namun individu yang bersangkutan belum dapat terbantu
sebagaimana yang diharapkan, maka konselor dapat mengirim individu tersebut
kepada petugas atau badan yang lebih ahli.
12. Asas
Tut Wuri Handayani
Asas ini menunjukkan suasana umum yang
hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dank
lien.Lebih-lebih di lingkungan sekolah, asas ini makin dirasakan keperluannya
dan bahkan perlu dilengkapi dengan “ing ngarso sung tulodo, ing madiya mangun
karso”.[15]
g.
Teknik-teknik
Bimbingan dan Konseling
1. Bimbingan
Kelompok (Group Guidance)
Teknik ini dipergunakan dalam membantu siswa
dalam memecahkan masalah-masalah melalui kegiatan kelompok.Artinya masalah itu
dirasakan oleh kelompok atau individu sebagai anggota kelompok.
2. Konselimg
Individual (Individual Konseling)
Konseling merupakan salah satu cara pemberian
bantuan secara perorangan dan secara langsung. Pemberian bantuan dilaksanakan
secara face to face relationship(hubungan
lansung muka ke muka, atau hubungan empat mata), antara konselor dan anak
(kasus). Biasanya masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik atau cara ini
ialah masalah-masalah yang sifatnya pribadi[16].
2.
Pengertian Pelanggaran Tata Tertib Sekolah
a.
Pengertian Pelanggaran Tata Tertib
Istilah
pelanggaran menurut kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah perbuatan atau perkara
melanggar (UU, Hukum dsb).[17]Sedangkan
tata tertib adalah peraturan-peraturan yang harus dituruti.
Pelanggaran
adalah perilaku menyimpang untuk melakukan tindakan menurut kehendak sendiri
tanpa memperhatikan peraturan yang telah dibuat. Sedangkan pelanggaran menurut
Tarmizi adalah tidak terlaksananya peraturan atau tata tertib secara konsisten
akan menjadi salah satu penyebab utama terjadinya berbagai bentuk dan kenakalan
yang dilakukan siswa, baik yang didalam maupun diluar sekolah.[18]
Dari
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelanggaran adalah tingkah laku
individu atau kelompok yang berprilaku negatif yang dapat mengakibatkan orang
lain rugi atas tingkah lakunya tersebut. Dan pengertian tata tertib siswa di
sekolah adalah peraturan yang dibuat oleh staf sekolah untuk di patuhi di dalam
sekolah guna memberikan kelancaran pendidikan.
Pada
saat ini pelanggaran tata tertib sekolah oleh siswa tidak terlepas dari
perilaku yang menyimpang, perlu mendapat penanganan dari guru BK agar tidak
mengarah ke tindakan yang lebih berbahaya.
Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang pada remaja antara lain:
1. Faktor-faktor Biologis
Menurut
pendekatan biologis, masalah-masalah remaja disebabkan oleh kegagalan dari
fungsi-fungsi tubuhnya.Para ilmuan yang menganut pendekatan biologis biasanya
berfokus pada faktor otak dan faktor genetik sebagai penyebab timbulnya
masalah-masalah remaja.
2. Faktor-faktor Psikologis
Beberapa
faktor psikologis yang dianggap sebagai penyebab timbulnya masalah remaja
adalah gangguan berfikir, gejolak emosional, proses belajar yang keliru, dan
relasi yang bermasalah.
3. Faktor Sosial
Masalah-masalah
psikologis yang berkembang pada remaja juga muncul di sebagian besar
budaya.Meskipun demikian, frekuensi dan intensitas masalah-masalah tersebut
bervariasi antara budaya yang satu dengan budaya yang lain, dimana variasi ini
berkaitan dengan aspek-aspek budaya seperti aspek sosial, ekonomi, teknologi,
dan agama.[19]
G.
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan unsur yang
sangat penting dalam sebuah penelitian.Adapun jenis metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.Penelitian deskriptif adalah data
yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada
angka-angka.Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk
mengilustrasikan dan menyediakan bukti persentasi.Data tersebut mencakup
transkrip wawancara, catatan lapangan, fotografi, dokumen pribadi, memo, dan
rekaman-rekaman resmi lainnya.[20]
1.
Pendekatan
Penelitian
Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif karena penelitian kualitatif sering
disebut “metode penelitian narulistik” karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiyah (natural setting).
Menurut Bogdan
dan Taylor, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
dan deskriftif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan prilaku yang diamati, menurut keduanya, pendekatan ini diarahkan pada latar
dan individu secara menyeluruh (holistik).Ini berarti bahwa individu tidak
boleh diisolsi atau diorganisasikan ke variable atau hipotesis, namaun perlu
dipandang sebagai bagaian dari suatu keutuhan.Kemudian bisa dipahami bahwa
hakikatnya penelitian kualitatif merupakan suatu kegiatan sistematis untuk
menentukan teori dari kancah (lapangan), bukan untuk menguji hipotesis atau
teori.[21]
2.
Kehadiran
Peneliti
Tujuan utama kehadiran peneliti di lapangan
adalah untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan kehadiran mutlak
dibutuhkan.Peneliti sebagai instrument yang yang sangat penting karena peneliti
sebagai pengumpul data –data atau instrumen dari objek yang diteliti secara
terus menerus dan terjadwal atau terencanakan, serta menambah pengetahuan dan
wawasan peneliti dalam penulisan.
3.
Lokasi
Penelitian
|
4.
Sumber
dan Jenis Data
Dalam suatu penelitian diperlukan
data-data yang akan membantu penulis untuk sampai pada suatu kesimpulan
tertentu, sekaligus data tersebut akan memperkuat kesimpulan yang dibuat.
Adapun yang dimaksud dengan sumber data adalah subjek dari mana data itu dapat diperoleh.Dan
data yang didapatkan dari penelitian kualitatif berupa data lapangan, baik itu
observasi, wawancara maupun dokumentasi dan dukungan dengan data-data
kepustakaan.
Oleh karena itu, sumber data dalam
penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau di
wawancara merupakan sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis. Pada
penulisan data sumber datanya adalah sebagai berikut:
a. Data
Primer
Data primer, yaitu data yang langsung
diperoleh dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan.Dalam
penelitian ini yang termasuk data primer adalah data yang diperoleh secara
langsung dengan pihak terkait. Data primer dalam peneliti ini diperoleh dari
data-data yang didapat dari hasil wawancara dari guru BK, para siswa dan para
guru-guru yang lain.
b. Data
Skunder
Data skunder, yaitu data yang
dikumpulkan dari teknik dokumentasi, data yang diperoleh secara tidak langsung
dengan membaca buku-buku atau literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti.Sumber tertulis dapat berupa sumber buku dan majalah ilmiah,
sumber dan arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi, serta dokumen lainnya yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan data yang diteliti dan data lain-lain yang
berkenaan dengan penelitian di sekolah atau madrasah.[22]
c. Jenis
Data
Sumber data dalam penelitian diproleh
melalui dua sumber, yakni lapangan dan dokumen sumber data lapangan dapat
berarti seorang guru, siswa, dan sebagainya yang merupakan data primer.Sumber
informasi dokumenter primer dapat berupa arsip-arsip yang berkaitan dengan
masalah penelitian, misalnya Undang-Undang, peraturan keanggotaan semacam
anggaran dasar dan lain sebagainya.Sumber-sumber skunder berupa buku-buku
tentang subjek matter atau mata pelajaran yang dokumen-dokumen yang merupakan
hasil penelitian dan hasil laporan ataupun dokumen yang terkait peneliti
angkat.
5.
Teknik
Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian yang
paling penting dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah bahkan merupakan
keharusan bagi seseorang peneliti. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
peneliti ini, maka peneliti akan menggunakan beberapa metode dalam proses
pengumpulan data.
Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan metode
dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah suatu studi yang di
sengaja dan sistematis tentang keadaan (fenomena) dengan cara mencermati dan
mencatat. Dalam pengumpulan data dalam observasi ini, peneliti mencatat apa
yang di dengar dan apa yang dilihat sehingga peneliti dapat mengenal situasi
dengan baik dan mengetahui Penerapan Layanan Bimbingan Konseling Pada Siswa
Yang Melenggar Tata Tertib Sekolah di Madrasah Aliyah Darul Aitam Jerowaru, dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan fokus penelitian.
b. Wawancara
Wawancara (interview) adalah proses
Tanya jawab penelitian yang berlangsung secara lisan untuk dalam mana dua atau
lebih bertatap muka,mendengarkan secara langsung informasi atau
keterangan-keterangan. Tujuan penelitian menggunakan metode wawancara adalah sebagai
tehnik penggalian data.Dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data atau
informasi yang benar-benar valid dan akurat langsung pada responden, disamping
itu juga untuk menjalin hubungan yang akrab antara peneliti dengan responden.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen,
yang artinya barang-barang tertulis.Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah dan
dokumen-dokumen.
Dari pengertian diatas dapat dipahami
bahwa metode dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan dalam penelitian
dengan cara meneliti atau menyelidiki buku-buku dan catatan-catatan resmi di
berbagai sumber yang terkait dengan fokus penelitian.[23]Melalui
teknik dokumentasi ini peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen yang diantaranya
meliputi sejarah berdirinya sekolah, letak geografis, kondisi guru, keadaan
sarana dan prasarana belajar dan tata tertib yang ada di sekolah.
6.
Teknik
Analisis Data
Pada penelitian kualitatif, analisis
data biasanya dilakukan sewaktu berada di lapangan bersamaan dengan proses
pengumpulan data dan juga stelah peneliti meninggalkan lapangan. Setelah
data-data dikumpulkan metode yang dipaparkan di atas, maka langkah selanjutnya
adalah menganalisis data yang telah diperoleh.
Analisis data adalah proses
pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan susunan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data. Analisis data merupakan upaya untuk mencari
dan menata secara sistematis catatan observasi, wawancara dan lain sebagainya
untuk menjaga pemahaman peneliti tentang kamus yang diteliti.
7.
Kredibilitas
Data
Validitas merupakan derajad ketepatan antara
data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan. Data
yang dapat dilaporkan akan diuji kevaliditasan data denga kredibilitas yaitu:
1. Perpanjang
Pengamatan
Dengan perpanjang pengamatan berarti peneliti
kembali lagi ke lapangan melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber
data yang pernah di temui maupun yang baru.
2. Meningkatkan
Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan
pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagi waktu.
4. Analisis
Kasus Negatif
Kasus negatif adalah yang tidak sesuai atau
berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu.
5. Menggunakan
Bahan Refrensi
Yang dimaksud dengan bahan refrensi disini
adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti.
6. Mengadakan
Membercheck
Membercheck adalah proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan
oleh pemberi data.[24]
Daftar
Pustaka
Anas
Salhudin, Bimbingan & Konseling,
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hal. 96
Andy Prastomo, Metode penelitian kualitatif dalam Persfektif Rancnagan Penelitian,
(Jogjkarata: AR-Ruzz Media, 2012), hal.20
Bambang Ismaya, Bimbingan dan Konseling studi, karir dan keluarga, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2015), hal.27
Depdikbud, Kamus Umum Bahasa Indonesia, hal. 1561
Emzir.Metodologi Penelitian Kualitatif
Analisis Data, (Jakarta: Rajawali pers, 2002).
Husain Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta PT.Raja
Grafindo Persada:1996).
John
W. Santrock, Remaja, (Jakarta:
Erlangga, 2007), hal.233
Mohammad Ali & Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta
Didik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hal.71
Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling, (Medan:
Kencana Prenada Media Group, 2011), hal.1-2
Prayitno & Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:
PT.Rineka Cipta, 1994), hal.93
Sugiono.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hal.137
Wardati & Mohammad Jauhar, Implementasi Bimbingan & Konseling di
Sekolah, (Surabaya: Prestasi Pustakarya, 2011),
hal.52
[1] Wardati &
Mohammad Jauhar, Implementasi Bimbingan
& Konseling di Sekolah,(Surabaya: Prestasi Pustakarya, 2011), hal.52
[3] Namora Lumongga
Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling,
(Medan: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal.1-2
[4] Susilo Rahardjo &
Gudnanto, Pemahaman individu teknik nontes, (Kudus: Kencana
Prenadamedia Group,2013), hal. 10
[5] Mohammad Ali &
Mohammad Asrori, Psikologi Remaja,
Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hal.71
[7] Hartono & Boy
Soedarmadji, Psikologi Konseling,
(Surabaya: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal.83
[9] Prayitno & Erman
Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1994), hal.93
[15] Bambang Ismaya, Bimbingan dan Konseling studi, karir dan
keluarga, (Bandung: PT Refika Aditama, 2015), hal.27
[16]Anas Salhudin, Bimbingan & Konseling, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2010), hal. 96
[17]Depdikbud, Kamus Umum Bahasa Indonesia, hal. 1561
[19]John W. Santrock, Remaja, (Jakarta: Erlangga, 2007),
hal.233
[20]Emzir.Metodologi
Penelitian Kualitatif Analisis Data , (Jakarta: Rajawali pers,
2002), hal. 3
[21]Andy Prastomo, Metode penelitian kualitatif dalam
Persfektif Rancnagan Penelitian, (Jogjkarata: AR-Ruzz Media, 2012), hal.20
[22] Husain Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis
Bisnis, (Jakarta PT.Raja Grafindo Persada:1996), hal.42
[23]Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal.137
No comments:
Post a Comment